1. Hormonal Biasanya jerawat ini muncul saat Anda sedang mengalami PMS atau pada saat hari-hari pertama datang bulan, 2-3 hari setelah selesai datang bulan, atau ketika mengalami menopause. Hal ini bisa menyebabkan produksi minyak berlebih pada wajah, proses pergantian sel kulit mati yang melambat, hingga meningkatnya hormon androgen dalam tubuh, yang akhirnya bakteri penyebab jerawat (Propionibacterium Acnes ) jadi lebih mudah berkembang biak.
2. Alergi Makanan Hal ini bisa menyebabkan kemerahan hingga pembengkakan pada kulit. Proses pembengkakan ini juga nantinya akan memicu bakteri jerawat untuk berkembang biak dengan lebih cepat. Nah, hal yang tricky di sini adalah alergi yang tadinya tidak sempat Anda alami ternyata bisa saja muncul seiring dengan perubahan lingkungan dan juga pertambahan usia. Jadi ada baiknya untuk selalu aware akan perubahan yang terjadi pada kulit dan tubuh Anda ya!
3. Air Tidak Bersih Coba deh gunakan air minum untuk mencuci wajah selama beberapa hari. Jika memang kulit jadi lebih tenang, artinya air di tempat tinggal Anda kualitasnya kurang baik. Anda bisa memasang filter agar klorin di dalam air bisa tersaring lebih baik, atau sementara waktu gunakan micellar water supaya wajah tidak perlu bersinggungan dengan air.
4. Penggunaan Spot Treatment Berlebih Aplikasi obat topikal, seperti salicylic acid atau benzoyl peroxide yang berlebih ternyata bisa bikin kulit jadi lebih kering, sehingga produksi minyak akan bertambah dan mengakibatkan timbulnya jerawat, lho. Bahan aktif di dalamnya juga memang bisa memberikan efek seperti sedikit membakar kulit jika digunakan terlalu sering dan membuat jerawat semakin merah serta meradang. Jangan karena Anda ingin jerawat lebih cepat kering atau menghilang, maka Anda berpikir bahwa aplikasi produk yang lebih banyak malah akan mempercepat proses penyembuhan. That's totally wrong!
5. Penggunaan Produk Rambut Menurut dr. Lilik, produk rambut seperti pomade atau gel yang punya bahan dasar minyak biasanya sering menyebabkan munculnya jerawat. Hal ini terjadi karena kandungan bahan di dalamnya seringkali bersifat menyumbat pori-pori (comedogenic). Trik Cosmo adalah, pilih produk penataan rambut yang berbahan dasar air. Tapi jika masalahnya ada pada sampo, coba gunakan sampo bebas sulfat dan paraben.
6. Penggunaan Deterjen Sudah rajin mencuci sarung bantal tapi jerawat tetap muncul? Mungkin Anda punya kulit sensitif dan menggunakan deterjen yang terlalu keras formulanya. Residu yang tertinggal pada bahan-bahan yang Anda cuci bisa membuat kulit sensitif jadi mudah teriritasi, hingga memicu jerawat. Untuk mengatasinya, coba ganti deterjen dengan formula yang lebih lembut dan bebas pewangi. Atau, pilih deterjen yang juga aman untuk kulit bayi.
7. Kandungan Vitamin Coba cek kandungan di dalam multivitamin Anda. Jika terdapat iodine di dalamnya, maka hal tersebut bisa jadi salah satu penyebab timbulnya jerawat. Sebagai gantinya, pilih suplemen dengan kandungan zinc, selenium, vitamin A, C, B3, carotenoids, dan omega bisa bantu atasi problema jerawat
CARA MENGATASI JERAWAT
Menurut Cosmo, jerawat itu adalah sesuatu yang personal. Artinya, proses penyembuhan jerawat dari setiap orang juga pasti akan berbeda-beda dan memang tidak ada magical cure yang bisa mengatasinya begitu saja. Anda tetap harus mengetahui setiap detail jerawat tersebut dengan baik.
- LAKUKAN:
Gunakan pembersih wajah yang lembut, memiliki bahan dasar air, hentikan penggunaan sabun batangan, dan hindari mencuci wajah terlalu sering. Cukup lakukan 2-3 kali sehari, karena mencuci wajah terlalu sering bisa meluruhkan acid mantle (kombinasi dari sebum dan keringat yang menjadi benteng pertahanan pertama kulit Anda pada lapisan paling atas) dan kulit jadi lebih mudah terserang bakteri penyebab jerawat. Jika memiliki kulit kering tapi berjerawat tapi tetap ingin melakukan metode double cleansing pada wajah, gunakan pembersih wajah atau cleansing oil yang mengandung plant-derived oils (berasal dari tumbuh-tumbuhan), sehingga tidak akan menyebabkan kulit makin teriritasi. Tetap gunakan pelembap walau Anda jerawatan. Kulit yang terhidrasi tentunya akan berfungsi dengan baik. Jika kulit Anda berminyak, gunakan produk bertekstur gel yang cenderung lebih ringan dan berformula non-comedogenic. Anda juga bisa menambahkan aplikasi produk yang mengandung retinoid di malam hari untuk membantu membersihkan pori tersumbat dan menenangkan inflamasi. Perhatikan jenis kulit Anda dengan baik dan pilih produk yang sesuai dengan kondisi tersebut. Penggunaan produk perawatan yang tidak sesuai dengan jenis kulit pastinya akan makin memperparah jerawat yang ada. Memang tidak ada produk yang benar-benar bisa menghilangkan produksi minyak berlebih. Untuk itu, selalu sediakan blotting paper, no-sebum powder, hingga gunakan clay mask setiap minggu untuk mengontrol produksi minyak berlebih pada wajah. Gunakan obat jerawat sesuai dengan anjuran dokter atau seperti yang terlampir petunjuknya. Hindari juga mengombinasikan sendiri beberapa obat jerawat hanya karena ingin cepat sembuh. Konsumsi suplemen yang mengandung omega (minyak ikan) di dalamnya. Jika Anda adalah vegetarian, flaxseed oil bisa jadi opsi yang juga bisa memenuhi kebutuhan kulit. Gunakan produk yang memiliki kemampuan peeling ringan untuk aplikasi di rumah. Topical exfoliator seperti glycolic acid atau salicylic acid bisa membantu meminimalisir kehadiran bakteri pada pori-pori wajah, hingga membantu menyamarkan bekas-bekasi jerawat pada kulit. Mengurangi konsumsi dairy products (makanan yang mengandung susu). Dairy products yang sering dikonsumsi biasanya mengandung hormon yang bisa mengganggu kerja sistem endokrin Anda, dan menyebabkan jerawat muncul. Konsumsi antibiotik yang disarankan oleh dokter. Untuk hal ini, memang ada orang yang cocok menyembuhkan jerawat dengan konsumsi antibiotik, dan ada juga yang tidak. Jangan paksakan diri untuk mengonsumsi antibiotik dari dokter, jika memang hasilnya malah terlihat makin memperburuk kondisi wajah Anda.
- JANGAN LAKUKAN:
Menggunakan pelembap dengan kandungan shea butter. Walaupun merupakan bahan alami, namun shea butter dipercaya akan memakan waktu lebih lama untuk meresap pada kulit, bahkan cenderung menyumbat pori dan bisa menimbulkan whiteheads. Gunakan pelembap berbahan dasar air pada siang hari, dan aplikasikan face oil bersifat non-comedogenic (tidak menyumbat pori-pori) pada malam hari. Memencet jerawat! Selain bisa menimbulkan bekas yang sulit hilang, dr. Olivia juga menjelaskan bahwa jerawat yang dipencet secara paksa bisa memicu timbulnya jerawat baru. “Selain menimbulkan luka, saat Anda memencet inti jerawat untuk keluar dari pori kulit, maka bakterinya akan menyebar semakin dalam dan membuat jerawat jadi tersebar di area lain.” Konsumsi gula yang berlebih. Nah, jika Anda sering mendengar, "Jangan makan cokelat, nanti jerawatan, lho." Tapi menurut dr. Lilik, sebenarnya bukan cokelat yang menjadi pemicu timbulnya jerawat, tetapi kandungan gula di dalamnya. Gula akan mengakibatkan kadar insulin meningkat dalam darah, sehingga bisa memicu produksi hormon androgen yang selanjutnya menyebabkan peningkatan aktivitas kelenjar minyak dan menjadi pemicu timbulnya jerawat. Menyembuhkan jerawat berdasarkan teori acne mapping. Hal ini menurut dr. Lilik hal tersebut tidak ada hubungannya. Biasanya jerawat yang tumbuh di area tertentu pada wajah disebabkan oleh beragam faktor. Misal pada area dahi yang seringkali diakibatkan oleh produk styling dan perawatan rambut, serta jerawat di sekitar pipi dan rahang bisa timbul karena telepon genggam yang kotor atau sarung bantal yang lama tidak diganti. Sedangkan jika Anda mendapati jerawat pada area sekitar mulut, biasanya hal itu dihubungkan dengan perubahan hormon atau makan-makanan berminyak yang tidak dibersihkan dengan baik menggunakan tisu. Mengaplikasikan produk yang mengandung alkohol untuk mengeringkan jerawat. Kandungan alkohol dalam produk perawatan wajah malah bisa bikin pembengkakan semakin menjadi, dan memperburuk kondisi jerawat. Pilih rangkaian produk yang menenangkan dan tidak terasa menyengat di kulit.
No comments:
Post a Comment